HTML

materi kuliah

Selasa, 27 Juli 2010

kanker tulang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diseluruh dunia kanker adalah salah satu penyakit ganas yang paling sering menimbulkan kematian.karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja sejak lahir, Sebetulnya, penyakit kanker dapat disembuhkan jika keberadaannya diketahui sejak dini. Namun, penyebab kanker tidak mudah diketahui secara dini karena sebagian penyakit kanker pada tahap awal jarang menimbulkan keluhan. Penderita umumnya belum dapat merasakan adanya kelainan karena tanda atau gejala klinis kanker pada penderita tidak spesifik.dan gejalanya tidak menyebabkan kerusakan atau penurunan fungsi alat gerak secara langsung namun dia bertahap sehingga sulit mendeteksi kanker ini sedini mungkin, sehingga pencegahan dan pengobatan penyakit ini sangat sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa kembali normal,
Tak mudah mendeteksi kanker pada penderita karena gejalanya tidak spesifik.. Tahun demi tahun, angka kejadian kanker mulai pada anak terus meningkat. Jumlahnya mencapai 2-4% dari seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia. Sedangkan angka kejadiannya mencapai 110 hingga 130 kasus per sejuta anak per tahun. Sebuah laporan internasional menyatakan, 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker.
Di Indonesia, peningkatan terjadi karena kurangnya pemahaman tentang penyakit kanker. Buktinya, kebanyakan pasien datang ke rumah sakit setelah kankernya berstadium lanjut., penyebab kanker sampai saat ini belum diketahui pasti. Namun demikian berdasarkan pengalaman dan penelitian, kanker pada penderita bisa diakibatkan interaksi berbagai faktor, gabungan faktor genetik atau pengaruh lingkungan.
B. Tujuan
• Untuk mengetahui secara umum tentang penyakit kanker
• Untuk mengetahui jenis – jenis tumor tulang maligna
• Untuk dapat mengetahui secara dini gejala – gejala awal kanker tulang
• Untuk dapat membuat asuhan keperawatan terhadap penderita kanker tulang

C. Manfaat
Manfaat yang di peroleh dalam penulisan makalah ini meliputi:
1. Institusi:
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi dalam peningkatan pendidikan pada masa akan datang.
2. Penulis
Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan Asuhan Keperawatan serta mengaplikasikan Ilmu yang di peroleh selama proses kuliah.

































BAB II
KONSEP MEDIS
 Pengertian
Dalam Ilmu Penyakit (Patologi) kanker adalah neoplasma yang ganas. Neoplasma adalah perbanyakan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh yang abnormal, mungkin tidak terkendalikan oleh mekanisme fisiologis yang ada dalam tubuh kita.
Kanker dibedakan dengan TUMOR. Tumor adalah neoplasma yang jinak. Dalam batas-batas tertentu, tubuh masih mampu membatasi pertumbuhan dan perkembangan neoplasma itu, misalnya dengan membentuk kapsul atau dinding pembatas yang tegas antara tumor dan jaringan sehat di sekitarnya
Secara awam, pengertian tumor sama dengan benjolan abnormal yang terjadi pada atau dalam tubuh kita. Misalnya, benjolan akibat trauma kena pukul, terbentur sesuatu, pendarahan bawah kulit dan sebagainya.
Terdapat 2 macam kanker tulang:
1. kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder :
Kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang.
contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. kanker tulang primer :
Merupakan kanker yang berasal dari tulang.
yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
- Mieloma Multipel
- Osteosarkoma
- Fibrosarkoma
- Kondrosarkoma
- Tumor ewing ( Sarkoma Ewing)
- Kordoma
• Mieloma Multipel
mieloma multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah.
umumnya terjadi pada orang dewasa.
tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih.
pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.
• Osteosarkoma
Osteogenik sarkoma (osteosarkoma) merupakan tumor yang pembentukannya berasal dari seri osteoblasttik dari sel-sel mesenkim primitif. Selain multipel mieloma, osteosarkoma adalah tumor ganas primer dengan frekuensi 20 % dari semua keganasan primer tulang. Ada berbagai macam bentuk osteosarkoma yaitu 1) osteosarkoma klasik, 2). periosteal osteosarkoma, 3). parosteal osteosarkoma 4) oteosarkoma sekunder, degenerasi maligna dari penyakit Paget, fibrous displasia, atau radiasi dan 5). Telangiektasis osteosarkoma.1,2,3,4,
osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
• Fibrosarkoma
kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.
kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan.
tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang.
• Kondrosarkoma
kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
kebanyakan kondrosarkoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah, yang sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. tetapi, beberapa diantaranya adalah tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar.
untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
• Tumor ewing ( Sarkoma ewing )
tumor ewing (sarkoma ewing) muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat cepat. jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10 tahun dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak afro-amerika.
tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, paling sering di tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada.
tumor juga bisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.
• Kordoma
Kordoma merupakan tumor ganas yang berasal dari sisa notokordal, sering ditemukan pada usia dewasa muda dan berkembang secara progresif pada daerah sacrum dan koksigis ( 50%). Kordoma juga dapat ditemukan pada Tulang belakang dan akan memberikan nyeri pada pinggang bawah. Apabila terjadi pada sacrum, kordoma dapat menimbulkan obstruksi uretra / rectum dan pada tingkat lanjut dapat timbul gejala – gejala neurologis.
 ETIOLOGI
Penyebab kanker belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan pengamatan dan penelitian, Penyebab kanker sangat bermacam-macam, sebagian besar sulit atau tidak dapat ditetapkan secara pasti. Kelompok penyebab kanker yang dikenal, yaitu
1.Virus onkogenik
2. Energi radiasi
3. Karsinogen
4. lingkungan
5. Genetic


 Anatomi Fisiologi
Gambaran patologis anatomik meliputi gambaran makroskopik yaitu berupa benjolan abnormal pada permukaan atau di dalam tubuh yang tidak jelas batas-batasnya, tidak terbungkus dalam kapsul. Diagnostik pasti mungkin diperoleh setelah dilakukan biopsi dan kemudian diproses dan diperiksa secara mikroanatomik. Misalnya, dibawah mikroskop terlihat ada sel-sel kanker tampak tidak khas bentuknya, terkesan kehilangan kemampuan dalam berdiferensiasi dan tidak menentu arah perluasannya. Selain itu, kanker sering mengalami metastasis yaitu meluas ke bagian tubuh lain lewat peredaran darah. Diagnosis kanker dapat lebih cepat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan cairan tubuh, darah dan sebagainya untuk jenis-jenis kanker tertentu.
Adanya tumor pada tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respon osteolitik ( destruksi tulang ) atau respons osteoblastik ( Pembentukan tulang ).
Tumor tulang dapat menyebabkan kista tulang yang merupakan lesi yang infasif dalam tulang . ditandai dengan terabanya massa yang nyeri pada tulang panjang, vertebra dan tulang pipih.ini terjadi pada kista tulang aneurisma lain halnya dengan kista tulang unikamera yang terjadi pada anak – anak dapat menyebabkan Fraktur patologis pada humerus dan femur atas.
Pada sarcoma osteogenik massa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tak bisa digerakkan , dengan peningkatan suhu kulit diatas massa dan ketegangan Vena.
Lesi primer dapat mengenai semua tulang namun tempat yang paling sering adalah distal femur, proksimal tibia,dan proksimal humerus.
 Klasifikasi
Kanker diklasifikasikan dan diberi nama menurut acuan Internasional. Misalnya dengan sebutan ‘Karsinoma’ untuk kanker pada sel-sel kelenjar kulit dan sebagainya, contoh : Carcinoma mammae untuk kanker payudara. Untuk sel-sel jaringan kanker diberi sebutan ‘Sarcoma’, contoh : jaringan tulang dan jaringan linfatik, masing-masing dinamakan osteosarkoma dan limfosarkoma. Ada juga nama khusus misalnya Leukimia untuk kanker darah.
Kalsifikasi menurut WHO ditetapkan berdasarkan criteria histologis , jenisdiferensiasi sel – sel tumor yang diperlihatkan dan jenis intraseluler matriks yang diproduksi. Dalam hal ini diperhatikan sifat – sifat tumor, asal usul sel serta pemeriksaan histologis menetapkan jenis tumor bersifat jinak atau ganas.
Beberapa hal yang penting diperhatikan sehubungan dengan klasifikasi : yaitu :
1. Jaringan yang mudah menyebar tidak selalu harus merupakan jaringan asal
2. tidak ada hubungan patologis atau klinis dalam kategori khusus
3. sering tidak ada hubungan antara kelainan jinak dan ganas dengan unsure – unsur jaringanya. Misalnya osteoma dan osteosarkoma.
Klasifikasi tumor tulang menurut WHO
ASAL SEL JINAK GANAS
Osteogenik
Osteoblastoma Osteoma
Osteoid osteoma Osteosarkoma
Parosteal Osteosarkoma
Kondrogenik
Fibroma Kondromiksoid Kondroma
Osteokondroma
Kondroblastoma Kondrosarkoma
Juksta Kortikal Kondrosarkoma
Mesenkim Kondrosarkoma
Giant sel tumor Osteoklastoma
Mielogenik Sarkoma Ewing
Sarkoma Retikulum
Limfosarkoma
Mieloma
Vaskuler Hemangioma
Limfangioma
Angiosarkoma

Jaringan Lunak Fibroma Desmoplastik
Lipoma Fibrosarkoma
Liposarkoma
Mesenkimoma ganas
Sarcoma tak berdiferensiasi
Tumor lain Neurima
Neurofibroma Kordoma
Adamantinoma


 Manifestasi klinik
keluhan dan gejala-gejala, serta gambaran anatomiknya yang tentu beragam berdasarkan jenis dan lokasi kanker.; berat-ringan dan komplikasi penyakit.
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor tulang yang sangat bervariasi . dapat tanpa gejala atau dapat pula nyeri ringan dan kadang – kadang sampai konstan dan berat, kecacatan yang bervariasi dan pada suatu saat adanya pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malaise, dan demam dapat terjadi. Tumor kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang cepat atau lambat. Deficit neurologik misalnya nyeri progresif, kelemahan, parestesia, adapun gambaran klinis dari jenis – jenis kanker tulang yaitu :
Mieloma Multipel gambaran klinis : tumor ganas tulang yang sering ditemukan yaitu 17 % dari seluruh tumor ganas organ tubuh serta menempati peringkat ketiga dari tumor ganas tulang. Ditemukan terutama pada umur 40 – 70 tahun,
Gejala yang sering muncul adalah nyeri yang menetap, sakit pinggang yang kadang disertai nyeri redikuler serta kelemahan anggota gerak. Gejala – gejala umum Berupa anemia, kaheksia, anoreksia, muntah – muntah, gangguan fsikis dan gangguan kesadaran juga dapat ditemukan.
Osteosarkoma gambaran klinisnya biasanya penderita antara umur 10 - 25 tahun datang dengan tumor yang besar atau oleh karena terdapat fraktur patologis, gejala umum lain yang dapat ditemukan yaitu anemia, nyeri, pembengkakan, keterbatasan gerak dan penurunan berat badan serta nafsu makan yang berkurang.
Kondrosarkoma gambaran klinis : frekuensi kondrosarkoma sebesar 10 % dari seluruh tumor ganas tulang, lebih sering pada laki – laki daripada wanita dan terutama ditemukan pada umur 30 – 45 tahun.perkembangan kondrosarkoma sangat lambat. Gejalanya biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor perlahan – lahan.
Sarkoma ewing gambaran klinis : frekuensi sarcoma ewing sebanyak 5 % dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada umur 10 – 20 tahun dan lebih sering pada laki – laki daripada wanita.
Gejala terutama berupa nyeri dan pembengkakan pada daerah tumor dan terdapat gejala umum lainnya seperti kaheksia, nyeri tekan pada tumor dan peningian laju endap darah.
Fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa maligna gambaran Klinis : frekuensi fibrosarkoma bervariasi antara 5 – 7 % dari seluruh tumor ganas tulang biasanya ditemukan pada umur 20 – 60 tahun. Penderita umumnya datang dengan gejala pembengkakan atau fraktur Fisiologis.
Kordoma ( 2 % dari semua tumor tulang maligna ) terciri oleh sel tumor yang menyerupai sel korda dorsalis embrional. Tumor ini terdapat dalam hubungan dengan kolumna vertebralis, sacrum atau basios tengkorak.
 Komplikasi
Komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh kanker tulang yaitu Anemia, Osteoporosis, kanker payudara, karsinoma ginjal, kanker prostat, kanker paru – paru, kanker ovarium, dan.kanker kranium, kanker vertebra, pelvis, kanker femur dan humerus. Leukemia ( kanker darah )
 Prognosis
Prognosis pada semua tumor tulang maligna adalah infaust, tetapi perjalanan tipe – tipe tertentu adalah cepat dan pada yang lain tidak, pada tipe – tipe yang tumbuh cepat seperti osteosarkoma,dan ewing sarkoma,secara dini terjadi penyebaran sel tumor hematogen, sebaliknya bentuk – bentuk diferensiasi baik kondrosarkoma dan fibrosarkoma tumbuh lambat dan bermetastasis lambat, sehingga biasanya pada waktu penaganan pertama masih mungkin pengangkatan tumor secara total dengan sukses yang menetap. Tetapi jika kemungkinan ini lepas karena pengangkatan yang tidak sempurna sebagai akibat penilaian yang kurang mengenai ukuran tumor atau karena penyebaran jaringan tumor dalam daerah operasi, maka disini Prognosis Buruk. Lokalisasi adalah penting untuk Prognosis, terutama tumor yang sudah diangkat radikal yang mempunyai prognosis baik sampai sangat baik ( seperti kondrosarkoma ).



 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Neurologis penting untuk mengetahui apakah gangguan ditimbulkan oleh karena penekanan tumor pada saraf tertentu.
 Pemeriksaan Radiologis merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis tumor tulang. Pemeriksaan radiologist ini terdiri atas:
 Radionuklida Scanning biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil saperti osteoma
 CT_Scan Pemeriksaan CT-Scan dapat memberikan informasi tentang keberadaan tumor apakah intraoseus atau ekstraoseus.
 MRI dapat memberikan informasi apakah tumor berada dalam tulang, apakah tumor berekspansi kedalam sendi atau kejaringan lunak.
 Pemerikasaan Laboratorium merupakan pemerikasaan tambahan / penunjang dalam membantu menegakkan diagnosis tumor.meliputi :
 Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah, hemoglobin, serum fosfatase alkali, serum elektroforesis protein, serum fosfatase asam yamg memberikan nilai diagnostic pada tumor ganas tulang.
 Pemeriksaan urin penting untuk mengetahui adanya protein Bence – Jones.
 Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Biopsi untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis serta staging Tumor. Waktu pelaksanaan biopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologist yang dipergunakan pada staging.
 Pemeriksaan Mikroskop electron penting untuk diagnostic yang kecil dan biasanya untuk memberikan dukungan bila diagnosis secara histologis meragukan. Misalnya pada sel mieloma plasma dimana dibutuhkan identifikasi sel yang tepat.



BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pasien didorong untuk mendiskusikan awitan dan perjalanan gejala. Selama wawancara , perawat mencatat pemahaman pasien mengenai proses penyakit, bagaimana pasien dan keluarganya mengatasi masalah, dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang dirasakannya. Pada pemeriksaan fisik, massa dipalpasi secara lembut : ukuran nyeri tekan dicatat, pengkajian dan rentang gerak ekstremitas merupakan data dasar sebagai pembanding kelak. Mobilitas dan kemampuan pasien melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari dievaluasi.
Data pengkajian Pasien
• Aktivitas / istirahat
Gejala : Malaise, merasa lelah, letih
Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, ; Malaise ( kelemahan dan keletihan )
Dan gangguan alat gerak.

• Sirkulasi
Gejala : Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan
Adanya nyeri pada dada karena sumbatan pada Vena
Tanda : Peningkatan tekanan darah.
• Integritas Ego
Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena factor stress ( adanya
Gangguan pada keuangan, pekerjaan, dan perubahan peran ) ,
Selain itu biasanya menolak diagnosis, perasaan tidak berdaya,
Tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.
Tanda : Menyangkal, Marah, Kasar,. Dan suka menyendiri.
• Eliminasi
Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat
Berkemih. Dan poliurin
Perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah
Yang bercampur pada feses, dan nyeri pada saat defekasi.
Tanda : adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada
Peristaltik usus, serta adanya distensi abdomen
• Makanan / Cairan
Gejala : kurang nafsu makan, pola makan buruk, ( misalnya rendah
Tinggi lemak, adanya zat aditif, bahan pengawet), anoreksia,
Mual / muntah
Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan
Perubahan pada turgor kulit.
• Hiegene
Gejala : Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain ,
Karena gangguan ekstremitas maka menjaga hygiene tidak
Dapat dilakuakan, malas mandi
Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.
• Neurosensori
Gejala : Pusing,
Tanda : Pasien sering melamun dan suka menyendiri.
• Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat
Mempengaruhi kenyamanan pasien
Tanda : Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan
Keterbatasan gerak karena nyeri tersebut.
• Pernapasan
Gejala : Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau
Pemajanan asbes.
• Keamanan
Gejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
Pemajanan matahari lama / berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.
• Seksualitas
Gejala : adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas
Karena adanya keterbatasan gerak.
• Interaksi social
Gejala : Menarik diri dari lingkungan social,
Karena adanya perubahan posisi dalam kedudukan Ketidakadekuatan system pendukung.
• Pembelajaran / Healt education
Gejala : memberi pengetahuan tentang penyakit kanker mengenai
Gejala – gejala, riwayat penyakit kanker keluarga, dan
Memberi pengertian kepada keluarga tentang upaya pengobatan
B. DIAGNOSA
• Kurang Pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeutik
a. Memberikan pendidikan pasien dan keluarganya mengenai proses dan diagnosis penanganan dan hasil yang mungkin dicapai.
b. Membantu pasien menyesuaikan diri dengan prosedur dan perubahan yang terjadi
c. Kepatuhan dan kerjasama terhadap program terapi harus didorong melalui pemahaman.
Tujuan :
a. Keluarga dan pasien dapat memahami tentang prosedur dan diagnosis, serta hasil yang akan dicapai
b. Keluarga dan pasien dapat bekerja sama dalam pelaksanaan prosedur dan pelakasanaan terapi.
PERENCANAAN
 Intervensi
o Kaji pemahaman keluarga dan pasien mengenai proses penyakit, dan program terapi dan hasil yang akan terjadi
o Pertahankan lingkungan yang tenang dan menyenangkan
o Tatap wajah ketika berbicara dengan pasien
o Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara perlahan pada pasien
 Rasional
o Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang bagaimana proses serta terapi yang akan dijalani pasien serta memberikan informasi hasil yang akan dicapai.
o Kebisingan, keramaian, orang banyak biasanya merupakan factor penyebab stress pasien.
o Menimbulkan perhatian, terutama pada orang – orang dengan gangguan perceptual
o Meningkatkan kemungkinan pemahaman
Diagnosis
• Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
a. Pengontrolan nyeri, tiadanya fraktur patologi ,
b. Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan
Tujuan :
a. Perawat bekerja sama dengan pasien dalam merancang program manajemen nyeri yang paling efektif.
b. Pemberian analgetika opioid dan analgetika non- opioid digunakan selama periode pasca operasi awal untuk mengurangi nyeri.
 Intervensi
o Mengontrol nyeri dan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dengan menggunakan teknik penatalaksanaan nyeri psikologik dan farmakologik.
o Perawat mempersiapkan pasien dan memberikan dukungan selama prosedur menyakitkan.
o Pemberian antiobiotika untuk penanganan nyeri pasca bedah.
 Rasional
o Perawat bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk mengurangi rasa nyeri pasca operasi dengan menggunakan teknik seefektif mungkin.
o Memberikan dan mengontrol penggunaan antiobiotika baik yang opioid maupun non oipioid untuk penaganan nyeri pasca – bedah.
Diagnosis
• Risiko terhadap cedera: fraktur patologik yang berhubungan dengan tumor
Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ketitik dimana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur


Tujuan
a. memberikan pengetahuan kepada klien dan keluarga tentang factor – factor yang mempengaruhi fraktur patologik
b. memberi pemahaman kepada keluarga tentang cara mengani nyeri yang ditimbulkan oleh fraktur
 Intervensi
a. menagani fraktur tulang dengan memberi sanggahan atau bidai agar nyeri akibat fraktur dapat kurangi
b. Pembatasan beban berat badan pada daerah fraktur
c. Memberikan penyangga berupa bidai atau gips sesuai dengan jenis fraktur
 Rasional
a. Fraktur tulang dapat ditangani dengan memberi sanggahan, dan nyeri dapat diminimalisir.
b. Daerah fraktur akan aman dari beban berat badan
c. Fraktur dapat tertutup jika fraktur terbuka dengan pemBerian gips.
Diagnosis
• Koping tidak efektif yang berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan system pendukung yang tidak adekuat.
a. Kaji tentang kekhawatiran keluarga dan pasien tentang rasa takut, keprihatinan, dan perasaan mereka.
b. Kaji tentang koping keluarga dan pasien tentang hasil yang dicapai pasca – operasi atau bedah.
Tujuan
Keluarga dan pasien mendapat dukungan dan perasaan menerima apapun hasil dari terapi yang dilakukan terhadap penyakit kanker tersebut.
 Intervensi
a. Memberikan dukungan dan perasaan diterima kembali dilingkungan agar mengurangi rasa putus asa, dan penolakan terhadap kenyataan.
b. Mengindikasikan pemberihan arahan kepada keluarga dan pasien dari psikiatri, ahli psikologi dan rohaniawan agar memperkuat koping pasien.
 Rasional
Pasien mau mengikuti semua prosedur dan terapi pengobatan serta siap menerima kenyataan setelah pengobatan dilakukan baik itu pasca – bedah maupun pasca operasi.
Diagnosis
• Gangguan harga diri yang berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran
a. hilangnya bagian tubuh akan mempengaruhi harga diri pasien dan kinerja dalam keluarga tidak efektif lagi
b. keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri ,pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.
Tujuan
Dapat memberi pemahaman kepada pasien bahwa posisi nya masih dibutuhkan dan penurunan harga diri tidak akan terjadi pada penderita pasca operasi.
 Intervensi
a. Keluarga harus didukung untuk menjalankan penyesuaian yang harus dilakukan
b. Perubahan citra diri dari akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi harus diketahui
c. Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus disampaikan.
d. Mendorong perawatan diri dan sosialisasi pasien
 Rasional
a. keluarga dan perawat bekerja sama untuk mendukung segala prosedur yang harus dilakukan untuk pasien agar tidak mengalami penurunan harga diri.
b. Keluarga dan pasien dapat menerima tentang perubahan kinerja aktivitas pasien pasca pengobatan
c. Pasien dapat melakukan perawatan diri dan bersosialisasi atau tidak menarik diri dari lingkungan.


 Penyimpangan KDM
Terdapat beberapa penyimpangan KDM yang sangat mencolok pada manifestasi penyakit kanker tulang yaitu dilihat dari jenis kanker dan lokalisasi dari kanker tesebut adapun penyimpangan khususnya dalam Bidang KDM ( Kebutuhan Dasar Manusia ) yaitu antara lain.:.
Jenis Kanker Tulang Gejala – gejala Penyimpangan KDM
Mieloma Multipel  Nyeri tulang
 Nyeri pinggang bawah
 Vertebra kolaps
 Anemia
 Cepat lelah
 Mudah terjadi fraktur  Gangguan pola istirahat / tidur
 Gangguan aktivitas
 Gangguan keselamatan dan keamanan
 Gangguan personal hygiene
Osteosarkoma  Anemia
 Nyeri
 Pembengkakan
 Keterbatasan gerak
 Nafsu makan berkurang
 Penurunan berat badan  Gangguan sirkulasi
 Gangguan pola istirahat
 Harga diri turun
 Menarik diri
 Gangguan pola makan
 Gangguan nutrisi
Sarcoma ewing  Nyeri, terdapat benjolan
 Demam
 leukositosis  Gangguan istirahat dan tidur
 Gangguan cairan dan elektrolit
 Gangguan harga diri
Kondrosarkoma  Massa tanpa nyeri
 Deformitas femur,
 Deformitas pelvis, tulang iga dan gelang bahu.  Menarik diri dari masyarakat
 Gangguan mental berhubungan dengan stress
 Gangguan aktualisasi diri.
Fibrosarkoma  Pembengkakan
 Nyeri pada tulang
 Fraktur Fisiologis  Gangguan pola istirahat
 Gangguan harga diri
Kordoma  Nyeri
 Obstruksi uretra / rectum
 Gejala – gejala neurologist  Gangguan istirahat
 Gangguan eleminasi/bowel
 Gangguan kognitif.






















BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker tulang ada dua macam yaitu
1. kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang.
contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang.
yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
- mieloma multipel
- osteosarkoma
- fibrosarkoma & histiositoma fibrosa maligna
- kondrosarkoma
- tumor ewing
- Kordoma
3. Memahami lebih jauh tentang asuhan keperawatan kepada klien gangguan muskuluskuletal melalui proses keperawatan dimulai dari pengakajian sampai pada intervensi.
B . Saran
Kami bangga dengan cara ibu memberika tugas semacam ini sehingga kami termotivasi untuk selalu membaca beberapa literature yang selama ini kami belum sempat sentuh dan karena tugas ibu kami sedikit tahu tentang bagaimana penyakit – penyakit yang berkaitan dengan system muskuluskeletal,oleh karena itu kami dari kelompok VI berterima kasih kepada ibu atas ketersediaannya membimbing kami semoga ibu semakin sukses amin……,


DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth,2001, Keperawatan Medikal- Bedah, Vol 3 Edisi 8, Jakarta: EGC
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Fatofisiologi,Edisi 4, Jakarta : EGC
Van De Velde, Bosman, Wagener, 1996, Onkologi, Edisi V,RSUP DR Sardjito: Yogyakarta.
www:/http@ Medicastore.Com
www:/ http Google . co.id
































SUBHAN ALFIAN
SUHARNI
SYARIFAH LISNA
RAMLAHWATI
ASMAR
SYARIFAH FAHMIA


AKADEMI KEPERAWATAN YAPENAS 21 MAROS
2009

4 komentar:

  1. silahkan dowload filex gratis krna ini merupakan ilmu bagi kita semua

    BalasHapus
  2. http://dirmanyapenas07.blogspot.com/2010/07/kanker-tulang.html?showComment=1291390084598#c3545787340463790034

    BalasHapus
  3. blogx lengkap K'dir..... I LIkeee thisss...

    BalasHapus
  4. yuppp oke klo masih butuh tlng tinggalkan komentar

    BalasHapus