HTML

materi kuliah

Selasa, 27 Juli 2010

askep hemoroid

Oleh :


Kelompok V

Saskia Putri Diniaty Fitri Anggraeni
Safaruddin Firtha Rumairi
Siti Raoda Serlina Tiku Fatmawati Fathullah
Feby Sriyanti








BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saluran Gastrointestinal (GI) adalah jalur (panjang totalnya 23-26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esophagus, lambung, dan usus sampai anus. Esophagus terletak si mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan melewatinya.
Jika saat buang air besar tiba-tiba menjulur dari sekitar dubur seperti daging sudah dapat disimpulkan kemungkinan ada penderitaan wasir. Kadang berasa sakit namun kadang tidak disertai sakit. Jika dibiarkan atau ada penekenan ke dalam dubur lama kelamaan daging tersebut masuk kembali.
Wasir begitu awam menyebutnya memang menjadi momok bagi segelintir orang yang menderitanya. Benjolan didalam anus yang mau tak mau dibawa setiap hari sangat membuat rasa tidak nyaman.
Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita.
Wasir atau dalam istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.
Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah yang keluar biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga sampai menyemprot.
Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises penyakit yang biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Tapi itu definisi yang sudah lama alias usang! Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, kata dr Toar JM Lalisang SpB-KBD dalam Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK) 2005, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).
Gejala radang dapat terjadi dengan ditandai adanya rasa nyeri yang terus menerus. Seringkali juga ditandai dengan adanye keluhan perasaan ingin buang air besar yang palsu. Atau seolah buang air besar tetapi tidak tuntas.
Gejala lainnya yang muncul adalah keluarnya benjolan dari anus (prolaps). Mulanya prolaps terjadi waktu buang air besar dan kembali sendiri setelah selesai buang air besar. Lambat laun prolaps ini tidak dapat kembali sendiri dan harus ditekan dengan jari. Jika dibiarkan akhirnya benjolan ini akan terus menerus keluar dari anus.
Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang.
Hemoroid tidak pandang bulu. Baik laki-laki maupun perempuan punya risiko yang sama. Di sisi lain, risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Usia puncak adalah 45-65 tahun.
Pada orang dewasa hemoroid dapat ditemukan pada 80 % pasien, tapi pada umumnya tanpa gejala.
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi (peradangan) pembuluh vena (pembuluh darah balik) di daerah anus. Bila pelebaran venanya di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna dan bila di bawah mukosa (selaput lendir) disebut hemoroid interna.
Keluhan yang sering muncul, antara lain: buang air besar sakit dan sulit, adanya benjolan di dubur, buang air besar berdarah segar dan menetes. Selain perdarahannya sendiri, ada kekhawatiran tentang penyakit yang lebih serius seperti kanker kolo-rektal (kanker usus besar). Namun penyakit hemoroid dapat diobati dengan obat-obatan dan secara bedah yang tergantung derajat penyakitnya.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari hemoroid.
2. Untuk mengetahui etiologi dari hemoroid.
3. untuk mengetahui gejala-gejala dari hemoroid.

BAB II
KONSEP MEDIK


1. PENGERTIAN
 Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus.
 Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
 Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar.
Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksterna (wasir luar). (http://www.medicastore.com)
 Wasir, Ambeyen atau bawasir (bahasa latin kedokteran / tabiban hemoroid / piles) adalah pelebaran pembuluh darah yang balik (fena) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot dan pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga aliran darah terhambat dan membesar. (http://www.kab-bogor.info/)
 Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid. (Brunner & Suddarth, 2002)



2. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hemoroid, diantaranya:
1) Penderita terlalu mengedhen pada saat buang air besar.
2) kebiasaan jongkok atau duduk terlalu lama.
3) Konstipasi/sembelit
4) Keturunan.
5) mengangkat beban terlalu berat
6) wanita hamil yang mengedan saat melahirkan
7) diare kronik
8) usia lanjut
9) hubungan seks peranal
10) hereditas

3. GEJALA
 terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar
 rasa sakit atau nyeri
rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena adanya trombus.
 perdarahan segar disekitar anus.
perdarahan terjadi dikarenakan adanya ruptur varises.
 perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)
 Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua

4. KLASIFIKASI
a. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya:
• hemoroid interna : hemoroid ini berasa dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus.hemoroid ini tetap berada di dalam anus.
• hemoroid ekterna : hemoroid ini dikarena adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena hemoroidales inferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar dari anus (wasir luar). (http://fkuii.org/)
b. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :
 tingkat 1 : biasanya asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi perdarahan.
benjolan dapat masuk kembali dengan spontan
 tingkat 2 : gejala perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi (buang air besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus dan dapat kembali dengan spontan.
 tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjasi setelah defekasi dan jarang terjadi perdarahan, prolapsus dapat kembali dengan dibantu.
 tingkat 4 : terjadi prolaps dan sulit kembali dengan spontan (http://fkuii.org/)

5. PENCEGAHAN
 Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat . Konsumsi makanan tersebut dapat membuat tinja lunak dan bentuknya besar sehingga mudah melewati anus.
 Minum air putih yang banyak.
 Pertimbangan menggunakan suplemen serat. Ada banyak produk suplemen serat yang dapat membantu memperlancar buang air besar. Jika menggunakan suplemen, pastikan minum yang banyak (setidaknya 8 gelas). Jika kurang, suplemen justru membuat konstipasi bertambah parah. Jika digunakan sembarangan, suplemen dapat menimbulkan gas di dalam perut sehingga terasa tidak nyaman.
 Lakukan olahraga atau aktivitas lainnya untuk memperlancar aliran pembuluh darah balik (vena). Olahraga juga dapat menurunkan berat badan, yang pada akhirnya dapat menghindari atau setidakmya mengurangi gejala hemoroid.
 Hindari duduk atau berdiri dalam posisi lama. Duduk di alas yang keras, misalnya di atas WC dapat meningkatkan tekanan vena pada anus.
 Jangan mengedan berlebihan atau menahan napas terlalu lama saat buang air besar (BAB). Tindakan tersebut dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah balik di bagian bawah rektum.
 Jangan menahan BAB. Jika menunda BAB, sehingga rasa tersebut hilang, kotoran menjadi kering dan sulit melewati anus.
 Mengurangi/mencegah stres


6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan kita tidak boleh mengabaikan pemeriksaan umum, karena dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindroma hipertensi portal.
Selanjutnya secara sistemik dilakukan pemeriksaan dalam rectal secara digital dan dengan anoskopi.
Pada pemeriksaan rectal secara digital mungkin tidak ditemukan kelainan apa-apa, bila masih dalam stadium awal.

7. PENATALAKSANAAN
 Pada tingkat I :
• Dicoba dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab misalnya obstipasi dianjurkan, diet rendah sisa; lebih banyak makan buah dan sayur mayur, mengurangi daging. Makanan yang merangsang di kurangi.
• Jika ada infeksi berikan antibiotik peroral
• Bila terdapat nyeri yang terus menerus dapat di beri suppositoria.
• Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberi cairan paraffin atau larutan magnesium sulfat 10%.
• Bila dengan pengobatan diatas tidak ada perbaikan, diberikan terapi sklerosing
• Menyuntikkan zat sklerosing (sodium moruat 5% atau fenol dll). Penyuntikan dilakukan antara mukosa dan varises, dengan harapan timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil.
Kontra indikasi pengobatan ini adalah, hemonia eksterna, radang dan adanya fibiosis hebat di sekitar hemoroid interna.
 Tingkat II :
terapi sklerosing dan kalau tidak berhasil dilakukan operasi
 Tingkat III :
Operasi
 Tingkat IV :
Operasi, bila ada radang di tenangkan dahulu

8. PENGOBATAN

 Medis
a. farmakologis
 Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi Sembelit dan terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.
 Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit, gatal, dan kerusakan pada daerah anus.obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk supositoria untuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim
 salep untuk hemoroid eksterna obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran
 diosmin (90%) dan hesperidin (10%)

b. nonfarmakologis
- perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
- perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.
- penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
c. tindakan minimal invasif
dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak berhasil, tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
- skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.
- ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. prolaps akan menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
- penyinaran sinar laser.
- disinari sinar infra red.
- dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)
- hemoroideolysis
2. pembedahan
cara ini dilakukan untuk hemoroid tingkat 3 dan 4 dengan pilihan pembedahan adalah hemoroidektomi secara terbuka, tertutup, atau submukosa.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan di ambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar dan nyeri beserta karakteristiknya.
1. Apakah ini terjadi setelah defekasi?
2. Berapa lama ini berakhir?
3. Adakah nyeri dihubungklan dengan hal itu?
4. Apakah terdapat perdarahan pada rectum?
5. Seberapa banyak?
6. Seberapa sering?
7. Apa warnanya?
8. Adakah rabas lain seperti mukus atau pus?
Pertanyaan lain berhubungan dengan pola eliminasi dan penggunaan laksatif ad :
1. Riwayat diet (termasuk makanan serat)
2. Jumlah latihan, tingkat aktivitas dan
3. Pekerjaan (Khususnya bila mengharuskan duduk atau berdiri lama).
Pengkajian Objektif Mencakup menginspeksi feces akan adanya darah atau mukus, dan area perianal akan adanya fisura, iritasi, atau pus.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengakajian, diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain :
1) Konstipasi B/D mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi.
2) Ansietas B/D rencana pembedahan dan rasa malu.
3) Nyeri B/D iritasi, tekanan, dan sensitivitas pada area rektal/ anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter pada pascaoperatif.
4) Perubahan eliminasi urinarius B/D rasa takut nyeri pasca operatif.
5) Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mengatasi Konstipasi
 Masukan cairan sedikitnya 2 L sehari digunakan untuk memberikan hidrasi adekuat
 Makanan tinggi serat dianjurkan untuk meningkatkan bula dalam feces dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan.
 Laksatif bulk seperti metamucil dan pelunak feces diberikan sesuai resep
 Pasien dianjurkan untuk miring guna merangsang usus dan merangsang keinginan defekasi sebisa mungkin.
 Anjurkan pasien untuk latihan relakasi sebelum defekasi akan membentu merilekskan otot-otor perineal abdomen yang kemungkinan berkonstriksi atau mengalami spasme.
 Berikan analgesik sebelum pergerakan usus benar-benar terjadi
2. Menurunkan Ansietas
Pasien yang menghadapi pembedahan rektal dapat merasa kacau dan peka akibat ketidaknyamanan, nyeri dan ulu hati.
 Identifikasi kebutuhan psikososial khusus dan rencana keperawatan yang bersifat individu.
 Berikan privacy dengan membatasi pengunjung bila pasien menginginkannya.
 Pertahankan privacy pada saat meberikan perawatan
 Buang balutan kotor dari ruangan dengan segera untuk mencegah bau tidak enak
 Beri pengharum ruangan bila balutan berbau menyengat
3. Menghilangkan nyeri
Selama 24 jam pertama setelah pembedahan rektal, dapat terjadi spasme yang menimbulkan nyeri pada sfingter dan otot perineal.
 Kontrol terhadap nyeri adalah pertimbangan utama
 Dorong pasien untuk memilih posisi yang nyaman.
 Bantalan flotasi dibawah bokong pada saat duduk, akan menbantu menurunkan nyeri, demikian juga dengan pemberian es dan salep analgesik.
 Kompres hangat dapat meningkatkan sirkulasi dan meringankan jaringan teriritasi.
 Rendam duduk, tiga atau empat kali sehari, akan menghilangkan rasa sakit dan nyeri dengan merilekskan spasme sfingter.
 Berikan obat anastetik topikal akan membantu menghilangkan iritasi lokal dan rasa sakit
4. Meningkatkan Eliminasi Urinarius
Berkemih dapat menjadi masalah pada periode pascaoperatif, akibat spasme refleks sfingter pada jalan keluar kandung kemih dan sejumlah tertentu otot pelindung dari rasa takut dan nyeri.
 Dorong berkemih spontan (meningkatkan masukan cairan, mendengar aliran air, meneteskan air di atas meatus urinarius) sebelum memasukkan kateter.
 Pantau haluaran urin dengan cermat, setelah pembedahan rektal.
5. Pemantauan dan Penatalaksanaan Komplikasi
 Periksa sisi operasi dengan sering terhadap munculnya perdarahan rektal.
 Kaji indikator sistemik perdarahan berlebihan ( takikardia, hipotensi, gelisah, haus),
 Hindari panas basah karena dapat menyebabkan dilatasi dan perdarahan.

D. EVALUASI
 Mendapatkan pola eliminasi normal
 Mengalami sedikit ansietas
 Mengalami nyeri sedikit















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Wasir, Ambeyen atau bawasir (bahasa latin kedokteran / tabiban hemoroid / piles) adalah pelebaran pembuluh darah yang balik (fena) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot dan pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga aliran darah terhambat dan membesar. (http://www.kab-bogor.info/)
2. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hemoroid, diantaranya:
a. Penderita terlalu mengedhen pada saat buang air besar.
b. kebiasaan jongkok atau duduk terlalu lama.
c. Konstipasi/sembelit
d. Keturunan.
e. mengangkat beban terlalu berat
f. wanita hamil yang mengedan saat melahirkan
g. diare kronik
h. usia lanjut
i. hubungan seks peranal
j. hereditas
3. Adapun gejala-gejala dari hemoroid adalah :
• terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar
• rasa sakit atau nyeri
rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena adanya trombus.
• perdarahan segar disekitar anus.
perdarahan terjadi dikarenakan adanya ruptur varises.
• perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)
• Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua

B. SARAN
Adapun saran dari kelompok V adalah di mohon kiranya agar di awal pertemuan, ibu memberikan beberapa materi kuliah dahulu sebagai dasar sebelum melakukan diskusi.
























Daftar Pustaka




Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G, 2002. Keperawatan Medikal Bedah, vol. 2.
Jakarta : EGC.
http://www.medicastore.com
http://www.kab-bogor.info/
http://fkuii.org/
http://www.uliansyah.or.id/
http://www.indocina.net/
http://www.Pubmed.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar